IDENTITAS NASIONAL

A.    Hakikat dan Dimensi Identitas.

Nasional Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakan dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa yang dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai , tetapi suatu yang terus tumbuh dan kontekstual mengikuti seiring berkembangnya zaman. Sifat identitas nasional yang relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya. Banyak Pertanyaan reflektif yang di tujukan kepada identitas- identitas khas yang salama ini melekat kepada
bangsa Indonesia. Pertanyaan kritis terhadap identitas nasional, seperti betulkah kita bangsa yang ramah atau benarkah kita bangsa yang santun dan agamis, perlu terus di tindak lanjuti dalam rangka menggali, menemukan identitas nasional Indonesia, dan bahkan menciptakan identitas baru Indonesia yang demokratis, toleran, dan anti kekerasan.

B.     Unsur – Unsur Pempentuk Identitas Nasional

 

Unsur-Unsur Pembentuk Identitas yaitu:

1.      Suku bangsa Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari suku bangsa dari sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif atau didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya,muncul dalam interaksi berdasarkan atas adanya pengakuan oleh warga suku bangsa yang bersangkutan dan diakui oleh suku bangsa lainnya.

Merupakan ciri-ciri yang umum dan mendasar berkenaan dengan asal mula manusia, yang digunakan sebagai acuan bagi identitas pribadi atau kelompoknya dan tidak dapat dengan seenaknya dibuang atau ditiadakan, walaupun dapat di simpan atau tidak digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri tersebut melekat seumur hidup bersaman dengan keberadaannya sejak lahir (Barth, 1969: 9-38 dan Suparlan,1999). Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.

2.      Agama Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia:yaitu dimensi agama yang dihubungkan dengan kekuasaan. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

3.      Kebudayaan Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4.      Bahasa Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain.Bahasa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

 

C.     Globalisasi Dan Ketahanan Identitas Nasional

Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentan semakin keterganatungannya sesame masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Globalisasi juga sering dihubungkan dengan pertukaran atau transfer budaya, bahasa dan gagasan melintasi batas negara. Hal ini juga sering kali disederhanakan oleh para ahli sebagai gejala kecenderungandunia menuju perkampungan global dimana interaksi manusia tidak di batasi oleh batas geografis suatu negara. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55). Hal ini juga di sebabkan karena kemajuan teknologi yang pesat sehingga komunikasi lintas negara akan sangat mudah d lakukan. Pada saat yang sama isu – isu dunia di bidang politik, demokrasi dan HAM dapat begitu cepat memengaruhi masyarakat di suatu negara.

            Beberapa pengertian globalisasi :

1.      Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Dengan kemajuan teknologi tempat dan waktu tidak lagi menjadi masalah seseorang untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya dan mendapatkan informasi dri belahan dunia lain dalam sekejap. Karena ruang dan waktu tidak lagi memengaruhi manusia seperti zaman dahulu dimana teknologi belum secanggih hari ini.

2.      Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Hal ini berarti globalisasi ikut andil dalam transformasi cara pandang, cara merasa seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain. Dalam hal ini masyarakat tidak lagi hanya memikirkan apa yang terjadi di daerah sekitar lingkungannya tetapi juga memikirkan dan memberi pandangan akan masalah dan peristiwa yan terjadi di dunia global.

3.      Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini globalisasi meunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada skala yang luas. Gejala yang muncul dari interaksi yang semakin intensif dapat dilihat dalam dunia perdagangan, media, budaya, transportasi, teknologi, informasi dan sebagainya. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.55-56).

Dengan demikian sangat jelaslah bahwa globalisasi sangat meningkatkan kebutuhan masyarakat akan masyarakat global. Dan globalisasi membuat masyarakat di suatu negara ikut merasakan dampak di sebuah negara yang sedang krisis dansebagainya.

Dengan maraknya arus globalisasi, besar kemungkinan banyak hal yang tidak di iginkan dapat terjadi. Seperti akan hilangnya kecintaan seseorang terhadap bangsanya sendiri, berubahnya pandangan dan tujuan hidup bernegara yang berlawanan dengan dasar negara yang telah di rumuskan dan sebagainya.  Untuk menghindari hal – hal yang tidak di inginkan tersebut di perlukan sebuah kekuatan dan senjata yang bernama “ketahanan nasional”.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yan berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta tujuan nasional. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8. h.56-57).

Dalam menghadapi era globalisasi ketahanan nasional menjadi sangat penting untuk di tumbuhkan di masyarakat Indonesia, karena kesadaran akan ketahanan nasional ini dapat menjadi senjata untuk melawan hal – hal yang bertentanga dan dapat merusak integritas dan tujuan negara Indonesia. Ketahanan nasional juga sekaligus menjadi filter untuk menyaring budaya – budaya yang dengan sangat mudahnya memasuki Indonesia khususnya menjadi filter untuk gaya hidup barat yang dapat merusak moral bangsa dalm pandangan  social maupun agama.

Ketahanan nasional juga dapat menjadi sebuah alat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dapat bertahan di arus globalisasi tanpa mengubah jati diri, identitas dan tujuan bangsa Indonesia yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sangatlah di perlukan pemupukan kesadaran dalam diri setiap warga Indonesia untuk ikut mengambil bagian dalam ketahanan nasional khususnya dalam diri generasi muda Indonesia agar Indonesia kokoh menggenggam tujuannya dan tidak terseret apalagi tenggelam dalam arus globalisasi

 

http://zizin-zainurrahman.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-identitas-nasional.html